Kamis, 26 Juli 2012

IPNU - IPPNU Blubuk gelar Amaliyah Ramadhan 1433 H

BLUBUK - Dalam rangka menyemarakan dan menggiatkan Syiar di bulan Suci Ramadhan, Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Desa Blubuk, Kecamatan Dukuhwaru menggelar berbagai kegiatan yang bertajuk Amaliyah Ramadhan 1433 H / tahun 2012.

Ketua Panitia Amaliyah Ramadhan, Naufal melalui Sekretarisnya Laelatul Khamidah menjelaskan dalam mengisi kegiatan dibulan Suci Ramadhan tahun 2012 atau bertepatan dengan 1433 H, IPNU dan IPPNU Ranting Desa Blubuk menggelar berbagai kegiatan yang dikemas dalam Amaliyah Ramadhan. Kegiatan tersebut antara lain Tarawih Silaturahim (Tarhim), Buka Puasa bersama dan santunan Anak Yatim, serta Khotmil Qur'an.

"Untuk tarhim sudah mulai berjalan, yakni kita mulai sejak malam ke 5 Ramadhan tepatnya, Selasa (24/7) malam," katanya kemarin.

Dijelaskan Laela sapaan akrab Laelatul Khamidah, pelaksanaan tarhim digelar disemua Masjid dan Mushola se Desa Blubuk yang jumlahnya mencapai 20 dan diatur secara bergilir serta terjadwal.

"Dalam tarhim, usai solat Tarawih diisi dengan Ceramah agama / Mauidoh Khasanah oleh Pembina IPNU - IPPNU," terangnya.

Laela berharap pelaksanaan Tarhim akan menambah syiar Islam, meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan kepada Alloh SWT. Selain itu, juga memperkokoh jalinan silaturahim antara IPNU - IPPNU dengan Warga Nahdliyin se Desa Blubuk.

"Tarhim juga menjadi sarana silaturahim IPNU-IPPNU kepada masyarakat Desa Blubuk," paparnya.

Sementara Ketua IPPNU Desa Blubuk, sri Nani mengatakan IPNU  IPPNU sebagai organisasi otonom NU memiliki tanggung jawab dalam pengembangan potensi pelajar, santri dan remaja khususnya di Desa Blubuk. Oleh karenanya, Amaliyah Ramadhan menjadi sarana melatih kader dalam berkiprah dimasyarakat guna menggiatkan Syiar di Bulan penuh berkah Ramadhan.

"Amaliyah ramadhan ini, juga menjadi sarana melatih potensi kader dalam penanaman nilai - nilai religi," ungkapnya.

Disamping itu, sambung Nani, dalam rangkaian kegiatannya juga diharapkan dapat menumbuhkan semangat kepedulian dan kepekaan sosial kepada sesama yakni kepada anak - anak yatim maupun piatu.

"Insya Alloh, dalam melatih kepedulian dan kepekaan sosial. Kita juga akan berbagi dengan adik - adik kita yatim piatu dalam buka bersama sekaligus pemberian santunan yang rencananya kita agendakan pada minggu akhir Ramadhan," imbuhnya.

Nani berharap seluruh rangkaian kegiatan yang sudah dijadwalkan dan direncanakan akan berjalan lancar dan sukses sesuai dengan dharapan kita bersama.

"Saya mohon dukungan semua pihak, untuk sukses dan lancarnya rangkaian kegiatan Amaliyah Ramadhan ini," Pungkasnya (Hasan).

Kamis, 19 Juli 2012

Pemerintah Tetapkan Awal Ramadhan Sabtu

Jakarta - Setelah mendengarkan pandangan dari para peserta sidang itsbat, pemerintah yang diwakili Menteri Agama Suryadharma Ali menetapkan secara resmi bahwa awal Ramadhan 1433 H jatuh pada hari Sabtu bertepatan dengan 21 Juli 2012 M.

“Setelah memperhatikan dengan seksama bahwa satu Ramadhan itu jatuh pada hari Sabtu tanggal 21 Juli 2012. Apakah hal ini bisa disepakati?” kata Menteri Agama yang memimpin sidang itsbat di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (19/7). Para peserta menjawab “Sepakat..!”

“Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim kami memutuskan dan menetapkan bahwa 1 Ramadhan 1433 H  jatuh pada hari Sabtu tanggal 21 Juli 2012,” kata Menteri Agama sambil mengetukkan palu sidang.

Sidang itsbat sebelumnya mendengarkan pandangan dari 17 orang peserta dari perwakilan ormas Islam seluruh Indonesia, para ahli astronomi dari LAPAN dan Boscha. Sidang juga dihadiri perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Secara umum para peserta sidang menyepakati 1 Ramadhan pada hari Sabtu, kecuali perwakilan dari Front Pembela Islam (FPI).
FPI meminta awal puasa dimulai pada hari Sabtu berdasarkan hasil laporan rukyat di Cakung, Jakarta. Namun hasil rukyat di Cakung ini ditolak, antara lain karena laporan hilal itu didapatkan sebelum terbenam Matahari. “Belum saatnya maghrib, mustahil kalau mereka mendapatkan hilal,” kata Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH A. Ghozalie Masroeri dalam sidang itsbat itu yang disambut tepuk tangan para peserta sidang itsbat.
Sementara itu Muhammadiyah sejak awal menyatakan tidak akan mengikuti sidang itsbat. Muhammadiyah telah menetapkan awal Ramadhan jatuh pada Jumat, 20 Juli 2012 dan tidak akan mengikuti hasil sidang itsbat.


Penulis: A. Khoirul AnamSetelah mendengarkan pandangan dari para peserta sidang itsbat, pemerintah yang diwakili Menteri Agama Suryadharma Ali menetapkan secara resmi bahwa awal Ramadhan 1433 H jatuh pada hari Sabtu bertepatan dengan 21 Juli 2012 M.

“Setelah memperhatikan dengan seksama bahwa satu Ramadhan itu jatuh pada hari Sabtu tanggal 21 Juli 2012. Apakah hal ini bisa disepakati?” kata Menteri Agama yang memimpin sidang itsbat di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (19/7). Para peserta menjawab “Sepakat..!”

“Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim kami memutuskan dan menetapkan bahwa 1 Ramadhan 1433 H  jatuh pada hari Sabtu tanggal 21 Juli 2012,” kata Menteri Agama sambil mengetukkan palu sidang.

Sidang itsbat sebelumnya mendengarkan pandangan dari 17 orang peserta dari perwakilan ormas Islam seluruh Indonesia, para ahli astronomi dari LAPAN dan Boscha. Sidang juga dihadiri perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Secara umum para peserta sidang menyepakati 1 Ramadhan pada hari Sabtu, kecuali perwakilan dari Front Pembela Islam (FPI). FPI meminta awal puasa dimulai pada hari Sabtu berdasarkan hasil laporan rukyat di Cakung, Jakarta. Namun hasil rukyat di Cakung ini ditolak, antara lain karena laporan hilal itu didapatkan sebelum terbenam Matahari.

“Belum saatnya maghrib, mustahil kalau mereka mendapatkan hilal,” kata Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH A. Ghozalie Masroeri dalam sidang itsbat itu yang disambut tepuk tangan para peserta sidang itsbat.

Sementara itu Muhammadiyah sejak awal menyatakan tidak akan mengikuti sidang itsbat. Muhammadiyah telah menetapkan awal Ramadhan jatuh pada Jumat, 20 Juli 2012 dan tidak akan mengikuti hasil sidang itsbat.


Penulis: A. Khoirul Anam

NU Ikhbarkan Awal Ramadhan Jatuh pada Sabtu

Jakarta - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengeluarkan ikhbar atau mengumumkan bahwa awal Ramadhan 1433 H jatuh pada hari Sabtu bertepatan dengan 21 Juli 2012. Hal ini berdasarkan hasil ru’yatul hilal bil fi’li atau observasi hilal yang dilakukan oleh Lajnah Falakiyah dan sejumlah ahli falak NU di sejumlah titik rukyat di Indonesia.

“Tim rukyatul hilal NU pada hari Kamis tanggal 19 Juli 2012 M / 29 Sya’ban 1433 H telah melakukan ru’yatul hilal bil fi’li di beberapa lokasi rukyat yang telah ditentukan dan tidak berhasil melihat hilal,” demikian dalam ikhbar PBNU.

Karena hilal tidak terlihat maka umur bulan Sya’ban 1433 H adalah 30 hari (istikmal). “Atas dasar istikmal dan sesuai dengan pendapat al-madzahib arba’ah, maka dengan ini PBNU mengihbarkan bahwa awal bulan Ramadhan jatuh pada hari Sabtu tanggal 21 Juli 2012.”

Dalam surat ikhbar yang ditandatangani KH Ubaidillah Syatori (rais syuriyah), KH Malik Madani (katib aam), KH Said Aqil Siroj (ketua umum tanfidziyah) dan H Marsudi Syuhud (Sekjen) PBNU juga mengimbau umat Islam untuk menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1433 H dengan penuh keimanan dan keyakinan.

“Mari menjadikan bulan Ramadhan sebagai momentum kerohanian untuk mensucikan diri dengan meningkatkan ketawqaan dan memperbanyak bacaan Al-Qur’an, dzikir, beribadah dengan penuh kekhusyu’an dan berbagai aktifitas sosial yang bermanfaat,” demikian ikhbar PBNU.

Ikhbar PBNU ini dikeluarkan setelah sidang itsbat atau penetapan awal Ramadhan 1433 H yang dipimpin oleh Menteri Agama Suryadharma Ali di Kantor Kementerian Agama Jakarta telah menetapkan atau itsbat jatuhnya awal Ramadhan.

“Sesuai laporan dan pencermatan telah berkesimpulan bahwa hilal tidak bisa dilihat oleh karenanya 1 Ramadhan 1433 H jatuh pada hari Sabtu 21 Juli 2012 M,” demikian disampaikan Menteri Agama.

Pada saat berita ini diturunkan, sidang itsbat masih sedang mendengarkan berbagai pendapat dari para peserta sidang dari berbagai ormas Islam dan para ahli falak dan astronomi.


Penulis: A. Khoirul Anam

Sumber : http://www.nu.or.id/

AWAL RAMADHAN 1433 : NU Prediksi Sabtu, Kepastian Tunggu hasil Rukyat

Jakarta, NU Online - Nahdlatul Ulama memprediksi hari pertama puasa Ramadlan 1433 H jatuh pada Sabtu tanggal 21 Juli 2012.

“Tapi NU melalui Lajnah Falakiyah, belum menentukan, karena NU akan merukyah. Prediksi kan boleh, tapi tidak boleh memastikan karena menunggu hasil rukyah tanggal 19 Juli.”

Demikian ditegaskan Ketua Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama KH A. Ghazali Masroeri di hadapan pengurus lajnah, banom, dan lembaga NU, serta para wartawan dari berbagai media, di gedung PBNU, (18/7) dengan tema Menyambut Ramadlan 1433 H.

Menurut prediksi hisab NU, pada Jumat (20/7) nanti, hilal masih belum sampai kriteria visible. “Prediksinya tinggi hilal baru 1 derajat 38 menit 26 detik. Jadi, belum memenuhi kriteria visibilitas hilal.”

Sesuai kesepakatan Musyawarah Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) visibilitas hilal adalah dua derajat.

“NU tidak menentukan jauh-jauh hari karena Rasulullah tidak mengajarkannya. Selain itu, ilmu hisab bagi NU adalah untuk memandu mengarahkan dan mengontrol rukyah. Atau dengan  lain perkataan untuk menghasilkan rukyah yang berkualitas,” tambahnya.

Di sisi lain, sambung Kiai Ghazali, rukyah sebagai instrumen pula untuk uji verifikasi atas hipotesis hisab. “Hitungan manusia itu bener apa nggak?” ujarnya.

Kalau kita hanya menggunakan hisabnya saja, tidak mau melakukan rukyah atau observasi langsung, ilmu hisab jadi stagnan dan mandeg.


Redaktur: Mukafi Niam
Penulis   : Abdullah Alawi 


Sumber : nu online

Rabu, 18 Juli 2012

Sambut Ramadhan, IPNU-IPPNU Blubuk Gelar Khaul Massal


Blubuk – Dalam rangka mensiarkan tradisi Islam Ahlussunah Waljamaah dan sekaligus dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadhan 1433 H, Pengurus IPNU – IPPNU Desa Blubuk menggelar Khaul massal masyarakat Blubuk yang digelar di Masjid Amanah Desa Blubuk, Selasa, (17/7) malam.

Kegiatan yang dihadiri ratusan warga nahdliyin dan jamaah Masjid setempat diawali dengan pembacaan Maulid Dhiba’iyah yang diiringi dengan grup rebana IPNU Desa Blubuk.

Usai pembacaan Maulid Dhiba, kegiatan dilanjutkan dengan acara inti yakni khaul massal Istighosah dan Pembacaan Yaasiin dan Tahlil Kubur yang dipimpin oleh Katib Syuriyah NU Blubuk, Ustadz Junarto Hidayat, S.Ag

Ratusan nahdliyin tampak mengikuti dengan khusu’ dan khidmat pembacaan tahlil kepada ahli kubur hingga dibacakannya do’a kubur.

Ketua Panitia Khaul, AY Irfan M mengatakan khaul massal digelar dengan tujuan untuk menjaga tradisi warga Nahdliyin dan menggiatkan Syiar Islam Ahlussunah Waljamaah di Desa Blubuk.

“Khaul ini untuk menjaga tradisi NU, yakni do’a dan tahlil bersama mendo’akan ahli kubur / saudara muslim yang sudah meninggal,” katanya

Sementara Rois Syuriyah NU Ranting Blubuk, Ustad M Abu Jafar, SHI mengatakan khaul massal ini merupakan awal kegiatan yang baik dalam rangka menyambut datangnya bulan mulia penuh berkah yakni bulan Suci Ramadhan 1433 H.

“Ini tradisi yang baik bagi kita, apalagi menjelang kedatangan bulan penuh ampunan bulan Ramadhan,” ungkapnya.

Selain untuk mendo’akan ahli kubur, ujar Ustad Jafar, acara semacam ini dapat menambah silaturahim dan persaudaraan sesama muslim khususnya warga Nahdliyin.

“Dengan niat yang baik dan ikhlas, mudah – mudahan do’a kita bersama akan di Qobul oleh Alloh SWT.. aamiin.., “ urainya.

Khaul massal juga diisi dengan tausiyah dan ceramah agama oleh Pengurus MWC NU Kecamatan Dukuhwaru, Kyai Misbahudin.

Dalam kesempatan tersebut hadir Pengurus PAC IPNU IPPNU Kecamatan Dukuhwaru, Pengurus NU Ranting Desa Blubuk beserta Badan Otonom NU dan ratusan warga Nahdliyin. (Hasan)

Sabtu, 14 Juli 2012

Aktifis NU Harus Siap Tombok

DUKUHWARU - Menjadi pengurus dalam organisasi NU maupun badan otonom NU seperti Gerakan Pemuda Ansor, janganlah mengharapkan tunjangan maupun honor. Tetapi justru harus siap menjadi ujung tombak dan siap tombok.

“Jadi Pengurus Ansor, jangan mengharap tunjangan, apalagi honor,” Kata Syuriyah NU Ranting Desa Kalisoka Kyai Rukyat saat memberikan pembinaan kepada Pengurus Ranting Gerakan Pemuda Ansor Desa Kalisoka Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal masa khidmat 2012 – 2015 usai dilantik oleh PC GP Ansor Kabupaten Tegal.

Acara yang bersamaan kegiatan Lailatul Ijtima’ Nahdlatul’Ulama Ranting Kalisoka tersebut digelar di Mushola Attaubah, belum lama ini.

Menurut Kyai Rukyat, menjadi pengurus organisasi NU juga diharapkan harus mampu menghidupkan organisasi dan jangan sekali kali hidup di organisasi.

“Hidup untuk NU, jangan hidup di NU,” tegasnya.
Terlebih, sambung Kyai Rukyat, Nahdlatul ‘Ulama (NU) dibentuk tidak sembarangan oleh pendirinya hadrotussyeh KH Hasyim Asyari, dimana NU dibentuk untuk memberikan manfaat dan rahmat bagi umat.

“NU dibentuk oleh KH Hasyim Asyari setelah pulang dari Makah, untuk membawa rahmat dan manfaat bagi umat,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan Ketua tanfidiyah NU Kalisoka Ustadz Tofik, menurutnya dalam organisasi NU tidak ada bayaran, tapi malah memberikan sebagian harta kita untuk organisasi.

“Jangan sampai kita cari kehidupan dalam organisasi (NU), tapi mari kita hidupkan organisasi NU untuk kejayaan Islam di Indonesia,” tukasnya.

Tofik berharap pasca dilantiknya pengurus GP Ansor Kalisoka, akan menjadikan GP Ansor Kalisoka lebih maju dan eksis dalam perjuangan meluhurkan agama Islam Ala ahlussunah Waljamaah.

Turut hadir dalam pelantikan yaitu PC GP Ansor Kabupaten Tegal, Pimpinan Anak Cabang GP Ansor Kecamatan Dukuhwaru, Pengurus Ranting NU Desa Kalisoka, Pengurus Badan Otonom NU Kalisoka (Muslimat, Fatayat, IPNU dan IPPNU) serta disaksikan Warga Nahdliyin setempat. (Hasan)

Baca Juga di : gp ansor.org, nu online

Selasa, 10 Juli 2012

GP Ansor Kalisoka Resmi Dilantik


Kalisoka - Kepengurusan GP Ansor Ranting Kalisoka Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal masa khidmat 2012 2015 resmi dilatik oleh Pengurus PC GP Ansor Kabupaten Tegal, Ahad, (8/7) malam. Acara pelantikan bersamaan momentum kegiatan lailatul Ijtima’ Nahdlatul ‘Ulama (NU) Ranting Desa Kalisoka bertempat di Mushola Attoybah dan dihadiri warga Nahdliyin setempat.

Turut hadir dan menyaksikan sejumlah Pengurus NU Kalisoka, Pengurus PAC GP Ansor Kecamatan Dukuhwaru, Pengurus Badan Otonom NU Desa Kalisoka (Muslimat, Fatayat, IPNU dan IPPNU) .

Usai pembaiatan yang dipimpin oleh Pengurus PC GP Ansor Kabupaten Tegal, Sono Sugiarto, S.Ag, dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara pelantikan dan penyerahan SK pengesahan Kepengurusan dari PC GP Ansor Kabupaten Tegal, Sono Sugiarto, S.Ag kepada PAC GP Ansor Kecamatan Dukuhwaru yang diwakili Sekretaris PAC, Abdul Muiz, S.Pd.I yang selanjutnya diserahkan langsung kepada Ketua PR GP Ansor yang baru dilantik, Buchori Muslim.

Pengurus PC GP Ansor Kabupaten Tegal, Sono Sugiarto, S.Ag usai pembaitan berharap pasca dilantiknya Kepengurusan GP Ansor Kalisoka, dapat melaksanakan kegiatan yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat setempat.

Sementara Wakil Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Dukuhwaru, Nurkhasan mengatakan dengan resmi dilantiknya pengurus ranting GP Ansor Kalisoka akan menambah syiar Islam ala ahlussunah waljamaah di Desa Kalisoka.

“Setelah PR GP Ansor ini dilantik, Banom NU di Kalisoka menjadi lengkap. Hal ini tentunya akan menjadi lebih semarak dan semangat dalam kegiatan,” katanya.

Khasan juga berharap, dengan pelantikan GP Ansor Kalisoka ini akan menjadi pemicu dan menggugah Desa lain di Kecamatan Dukuhwaru untuk merintis berdirinya ranting GP Ansor, yang tentunya akan menambah lebih semaraknya dan eksisnya GP Ansor.

“Momentum ini diharapkan dapat menggungah desa lain untuk merintis berdirinya ranting Ansor. Dan kami dari PAC, mohon do’a restu dari para ulama dan sesepuh NU untuk mewujudkan hal tersebut,” ungkapnya..

Selain diisi dengan seremonial pelantikan acara juga diisi dengan pembinaan tentang Ke-NU-an oleh Syuriyah NU Ranting Kalisoka, Kyai Rukyat beserta pengurus lainnya.

Sebelumnya, Kepengurusan ranting GP Ansor  Desa Kalisoka masa khidmat 2012 – 2015 yang memberikan mandat kepada Sahabat Buchori Muslim sebagai Ketua Terpilih terbentuk pada Selasa (8/5) lalu.(Hasan)

Sumber : nu online

Minggu, 08 Juli 2012

NU Prediksi 1 Ramadhan Jatuh pada 21 Juli


NU Online, Nahdlatul Ulama (NU) dalam Almanak PBNU yang diterbitkan Lajnah Falakiyah memprediksi tanggal 1 Ramadhan 1433 H jatuh pada Sabtu 21 Juli 2012. Prediksi ini diperoleh berdasarkan ilmu hisab yang paling modern.

“NU telah memprediksi awal Ramadhan, namun bukan berarti NU telah menetapkan tanggal itu. Ini penting disampaikan,” kata Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH A. Ghazalie Masroeri dihubungi NU Online di Jakarta, Jum’at (6/7).

Dikatakan, dalam menghitung awal bulan qamariyah atau hijriyah NU menggunakan ilmu hisab yang paling modern. “NU menggunakan hisab yang tahkiki-tadzkiki-ashri,” kata Kiai Ghazalie.

Berdasarkan hisab modern, seperti dalam almanak NU, posisi hilal pada saat dilakukan rukyatul hilal pada Kamis (19/7) atau 29 Sya’ban 1433 H baru berada pada ketinggian 1 derajat 38 menit di atas ufuk. Maka hilal dinyatakan belum visibel (imkanur rukyat) sehingga tidak mungkin dapat dirukyat.

Menurut Kiai Ghazalie, negara-negara yang tergabung dalam MABIM (Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam) menetapkan 2 derajat sebagai batas minimal visibilitas pengamatan. “Itu pun oleh pakar astronomi masih mau dinaikkan menjadi 4 derajat,” katanya.

Ditambahkan, secara astronomis tidak mungkin hilal (bulan sabit) akan bisa diamati jika masih berada di bawah batas visibilitas pengamatan. Dengan demikian almanak PBNU menggenapkan bulan Sya’ban menjadi 30 hari berdasarkan kaidah istikmal.



Penulis: A. Khoirul Anam


Sumber : nu

Minggu, 01 Juli 2012

Ketua MWC NU : NU Punya Kontribusi Besar Pada NKRI


BLUBUK – Nahdlatul Ulama (NU) sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia memiliki peran dan kontribusi besar terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal tersebut bisa dilihat dari peran para ulama NU dalam menyatukan seluruh elemen bangsa dalam bingkai NKRI.

Hal tersebut ditegaskan Ketua Majlis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul ‘Ulama (NU) Kecamatan Dukuhwaru, Kyai Muhammad Khanafi saat pembukaan Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) IPNU dan IPPNU Kecamatan Dukuhwaru di MDA Miftahul ‘Ulum Desa Blubuk Kecamatan Dukuhwaru, Sabtu (30/6).

“Peran NU sangat besar untuk NKRI, oleh karenanya bagi NU, NKRI adalah harga mati,” tegasnya
Oleh karena itu, Kya Khanafi berharap, IPNU dan IPPNU sebagai cikal bakal generasi penerus perjuangan Nahdlatul ‘Ulama (NU) diharapkan siap untuk mempertahankan aqidah Ahlussunah Waljamaah (aswaja) di bumi Indonesia.
“Sebagai cikal bakal penerus NU, IPNU dan IPPNU harus mampu pertahankan aqidah aswaja,” paparnya.
Dikatakan Kyai Khanafi, Makesta merupakan sarana pengkaderan untuk mempertahankan perjuangan nilai – nilai Nahdlatul ‘Ulama (NU) serta guna mengukuhkan persatuan dan kesatuan dikalangan pelajar NU yaitu IPNU dan IPPNU.
“Forum Makesta menjadi media mengukuhkan kesatuan IPNU dan IPPNU,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ketua Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul ‘Ulama (IPPNU) Kecamatan Dukuhwaru, Evi Mastuti, Makesta merupakan sarana pencetakan kader pemimpin NU yang berakhlakul karimah, militan dan loyalis.
“Melalui makesta diharapkan muncul kader NU yang militan, loyalis dan berakhlakul karimah dan mampu memperjuangkan NU,” pungkasnya. (Hasan).